Profil Desa Karangrejo

Ketahui informasi secara rinci Desa Karangrejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Karangrejo

Tentang Kami

Profil Desa Karangrejo, Selomerto, Wonosobo. Mengupas perannya sebagai sentra industri pengolahan kayu dan mebel, serta dinamika ekonomi desa produsen dengan karakteristik permukiman yang padat.

  • Sentra Industri Pengolahan Kayu

    Dikenal sebagai pusat utama industri perkayuan dan mebel di Kecamatan Selomerto, menjadi rumah bagi puluhan UMKM dan ratusan perajin terampil.

  • Ekonomi Berbasis Produksi dan Wirausaha

    Perekonomian desa secara dominan digerakkan oleh semangat kewirausahaan di sektor manufaktur skala rumahan, bukan lagi oleh sektor agraris.

  • Karakteristik Permukiman Produktif

    Memiliki tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi yang ditopang oleh ekosistem industri padat karya, di mana banyak rumah berfungsi ganda sebagai hunian dan bengkel kerja.

XM Broker

Di tengah lanskap Kecamatan Selomerto yang dinamis, Desa Karangrejo memantapkan dirinya bukan sebagai desa agraris, melainkan sebagai sebuah "desa produsen" yang menjadi pusat industri pengolahan kayu dan mebel. Suara mesin gergaji dan aroma khas kayu olahan menjadi simfoni sehari-hari yang menandai denyut nadi ekonomi warganya. Profil Desa Karangrejo adalah sebuah potret tentang semangat wirausaha, keterampilan tukang kayu yang diwariskan turun-temurun dan transformasi sebuah desa menjadi bengkel kerja produktif yang menyuplai kebutuhan properti bagi wilayah Wonosobo dan sekitarnya.

Geografi dan Demografi Desa Produsen

Desa Karangrejo merupakan salah satu desa terpadat di Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini menempati lahan seluas 2,25 km², yang sebagian besarnya telah beralih fungsi menjadi area permukiman dan pusat-pusat industri skala rumahan. Lokasinya yang strategis, terhubung dengan akses jalan yang baik, sangat mendukung perannya sebagai pusat produksi dan distribusi.Secara administratif, wilayah Desa Karangrejo berbatasan dengan:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Kadipaten

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Wulungsari

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Balekambang dan Desa Bumitirto

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Plobangan

Berdasarkan data kependudukan yang diproyeksikan hingga tahun 2025, Desa Karangrejo dihuni oleh sekitar 5.500 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi, yakni mencapai 2.444 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini secara langsung merefleksikan karakter desa sebagai pusat industri padat karya, di mana rumah-rumah penduduk seringkali menyatu dengan bengkel kerja (workshop) dan menampung tenaga kerja terampil dalam jumlah besar.

Urat Nadi Ekonomi: Industri Kayu Olahan dan Mebel

Kekuatan dan identitas utama ekonomi Desa Karangrejo terletak pada industri pengolahan kayu. Desa ini telah lama dikenal sebagai sentra bagi para perajin kayu dan produsen mebel. Puluhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang ini tersebar di seluruh penjuru desa, menciptakan sebuah ekosistem industri yang solid dan saling mendukung.Produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari komponen bangunan seperti kusen, pintu, dan jendela, hingga perabotan rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan dipan. Para perajin di Karangrejo melayani pesanan baik untuk kebutuhan individual maupun proyek-proyek konstruksi yang lebih besar. Keterampilan pertukangan kayu menjadi keahlian yang diwariskan dari generasi ke generasi, memastikan kualitas produk tetap terjaga. Industri ini menjadi mesin penggerak utama ekonomi desa, menciptakan lapangan kerja yang luas bagi tukang kayu, tenaga amplas, tukang cat, hingga tenaga pemasaran.

Rantai Pasok dan Jaringan Pemasaran

Sebagai pusat industri, Desa Karangrejo menjadi hilir dari rantai pasok kayu di wilayah Wonosobo. Bahan baku kayu, seperti kayu mahoni, akasia, dan sengon, didatangkan dari desa-desa di wilayah penyangga yang memiliki potensi hasil hutan rakyat. Kayu-kayu tersebut kemudian diolah di Karangrejo menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi yang bernilai ekonomi lebih tinggi.Jaringan pemasaran produk dari Karangrejo sudah cukup luas. Selain memenuhi permintaan lokal di Kabupaten Wonosobo, produk-produk mebel dan komponen bangunan dari desa ini juga dipasarkan ke kabupaten tetangga seperti Banjarnegara, Purworejo, dan Temanggung. Beberapa pengusaha yang lebih besar bahkan telah memiliki ruang pamer (showroom) sendiri di tepi jalan utama untuk menarik pembeli dari luar daerah, sementara para perajin skala kecil umumnya bekerja berdasarkan pesanan.

Perekonomian Pendukung dan Peran Kelembagaan

Meskipun industri kayu menjadi primadona, sektor ekonomi lain turut berkembang untuk mendukung kehidupan masyarakat yang padat. Sektor perdagangan sangat hidup, ditandai dengan banyaknya toko bahan bangunan, toko kelontong, dan warung makan. Sektor jasa seperti jasa transportasi dan perbengkelan juga tumbuh subur untuk melayani kebutuhan industri utama. Sementara itu, sektor pertanian, khususnya budidaya Salak Pondoh, masih dijalankan oleh sebagian warga di lahan-lahan yang tersisa, berfungsi sebagai sumber pendapatan tambahan.Pemerintah Desa Karangrejo, bersama dengan lembaga seperti Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), memiliki peran strategis dalam menjaga dan meningkatkan daya saing industri lokal. Upaya yang dilakukan meliputi fasilitasi pelatihan untuk meningkatkan desain dan kualitas produk, membantu akses permodalan bagi UMKM, serta menjajaki kemungkinan pemasaran kolektif melalui platform digital. Peningkatan kualitas infrastruktur jalan desa juga menjadi prioritas untuk memastikan kelancaran arus transportasi bahan baku dan produk jadi.

Penutup

Desa Karangrejo, Kecamatan Selomerto, adalah sebuah contoh nyata dari keberhasilan sebuah desa dalam membangun spesialisasi industri yang kuat. Berbekal keterampilan, keuletan, dan semangat wirausaha, masyarakatnya telah mengubah desa ini menjadi sebuah pusat produksi yang vital dan disegani. Desa ini membuktikan bahwa potensi ekonomi tidak melulu harus berasal dari lahan pertanian, tetapi juga bisa lahir dari deru mesin dan tangan-tangan terampil warganya. Tantangan ke depan bagi Karangrejo adalah terus berinovasi dalam desain, meningkatkan efisiensi produksi, dan memperluas jangkauan pasar agar dapat bersaing di era ekonomi yang semakin kompetitif.